Penggunaan Tiga Bahasa Dalam Kehidupan Sehari-hari
Pada lingkungan berbahasa, kita dikenalkan oleh jenis-jenis bahasa seperti bahasa Internasional, bahasa resmi, dan bahasa lokal. Ketiga bahasa tersebut, memiliki kedudukan yang berbeda-beda, mengacu pada lingkungan dan kegiatan yang sedang dilakukan. Contohnya sebagai berikut :
Penggunaan bahasa ketika menjadi pembicara, sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh seluruh peserta yaitu bahasa Indonesia. Karena, pembicara yang baik adalah pembicara yang mampu menyampaikan informasi dengan benar dan mudah diterima oleh pendengarnya. Jika kita dihadapkan pada sebuah forum dengan peserta dari berbagai daerah, bukan tidak mungkin jika bahasa yang digunakan juga berbeda-beda. Kembali lagi pada sejarah Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 yang menjelaskan bahwa “Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa”.
Nah, lalu bagaimana untuk penulisan karya ilmiah? Sebelum mengatakan bahasa yang cocok, kita perlu tahu karya tulis ilmiah tersebut digunakan untuk apa dan siapa. Jika karya ilmiah tersebut ditulis dalam sebuah lomba Internasional, maka tulisan tersebut harus berbahasa Inggris. Bahasa Inggris akan dapat diterima oleh seluruh negara di dunia. Sedangkan jika karya tulis ilmiah tersebut untuk memenuhi tugas kuliah maupun sekolah, lomba Nasional, serta ditujukan kepada masyarakat sekitar. Maka diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia.
Lantas, bagaimana penggunaan bahasa lokal dalam kehidupan kita? Bahasa lokal digunakan di lingkungan bermasyarakat dan keluarga. Dalam bahasa ini kita perlu tahu siapa lawan yang diajak berbicara. Jika berbicara kepada orang yang lebih tua menggunakan bahasa yang sopan. Contoh di daerah Jawa Timur, anak akan diajarkan bagaimana berbicara yang baik menggunakan bahasa krama inggil pada orang yang lebih dewasa. Lalu, menggunakan bahasa yang berbeda ketika berbicara dengan teman sebaya atau yang lebih muda darinya.
Kelak ketika saya menjadi orang tua, bahasa yang akan saya prioritaskan adalah bahasa Indonesia. Karena setiap hari anak bukan tidak mungkin akan dihadapkan pada lingkungan-lingkungan baru. Lingkungan awal mungkin masih keluarga, lalu teman-teman di sekolahnya, tumbuh lagi di lingkungan masyarakat yang mungkin tidak semua berasal dari daerah yang sama dan tidak semuanya mampu menguasai satu bahasa lokal tersebut. Bisa saja suatu saat nanti anak merantau atau sekolah di luar kota. Kalau begitu, bahasa yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang baru adalah bahasa Indonesia.
Mohon maaf sebelumnya, saya ingin memberikan saran untuk penulisan menggukan kapital. Banyak rujukan yang dapat anda jadikan acuan salah satunya mungkin anda bisa lihat di link tersebut https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_gaya/Huruf_kapital .Saya sudah baca tadi intinya sama saja. Langsung saja, yang prtama dalam paragraf empat baris keempat "Lalu, menggunakan Bahasa yang..." bukankah pada kata Bahasa tersebut, penggunakan Kapital yang benar adalah bahasa? Jadi, huruf dalam kata bahasa kecil semua.
BalasHapusYang kedua, pada paragraf kelima baris pertama "Kelak ketika saya menjadi orang tua, bahasa yang akan saya prioritaskan adalah ahasa Indonesia. Karena setiap hari..." terdapat typo pada kata ahasa. Saran saya lebih diteliti kembali. Terimakasih
Terima kasih banyak Mbak untuk pembetulannya, akan saya perbaiki kembali
HapusBaik terimakasih kembali
Hapusmohon maaf sebelumnya, saya ingin mengajukan pertanyaan tentang sikap kita menjadi orang tua, mengapa anda memilih untuk memprioritaskan bahasa indonesia sebagai bahasa pertama yang harus dipelajari seorang anak?
BalasHapusterimakasih
Sudah saja jelaskan dalam artikel diatas bahwa setiap hari bukan tidak mungkin anak akan dihadapkan pada lingkungan baru. Lingkungan baru itu luas tidak hanya dikelilingi oleh orang yang sesama suku atau sesama bahasa. Maka dari itu, suatu saat jika anak menemui orang baru dengan perbedaan bahasa lokal ia tidak akan mengalami kesulitan berkomunikasi. Meskipun disamping itu, bahasa lokalpun harus tetap di tanamkan pada diri anak
HapusMenurut saya ini sudah bagus dan lumayan lengkap, saran saya lebih berhati-hati saat menulis kata-kata yang awalnya harus memakai huruf kapital, terimakasih.
BalasHapusTerima kasih untuk sarannya, saya akan berusaha meneliti kembali dan melakukan perbaikan
Hapussaya ingin bertanya , bagaimana cara anda memberikan pemahaman atau pembelajaran tentang bahasa daerah yang akan anda ajarkan kepada anak , sedangkan ia sejak kecil sudah terlatih menggunakan bahasa di Indonesia ? karna sepengetahuan dan pengalaman saya , anak yang sejak dini sudah diajarkan bahasa Indonesia , mereka akan sulit mencerna bahasa daerah mereka , sekalipun bahasa daerah nantinya diajarkan di lingkungan sekolah , menurut saya hal tersebut kurang intensif karna keterbatasan waktu belajar
BalasHapusBahasa apapun yang tidak biasa diterima oleh telinga anak sejak kecil adalah bahasa asing. Termasuk bahasa daerah, bahasa Inggris ataupun bahasa yang lain.
HapusJadi ketika anak-anak sekolah, orang tua juga harus sekolah dalam artian belajar. Sehingga mudah untuk mendampingi anak belajar memahami bahasa daerah ketika orang tuanya juga mengerti bahasa daerah. Untuk saya pengajaran berbahasa Indonesia dan berbahasa daerah itu setidaknya harus fifty-fifty dan semuanya juga ada plus minusnya. Ketika kecil anak diajarkan bahasa Indonesia, kemudian hidup disebuah lingkungan yang kental dengan bahasa daerah, masyarakat juga berbahasa daerah, pasti ia akan sedikitnya terpengaruh oleh lingkungan itu. Contoh hal kecil, anak itu rasa ingin tahunya tinggi, suatu ketika ia mendengar orang bertanya "Nduk lapo?" . Nah ia akan bertanya pada orang tuanya, Nduk lapo artinya apa Pak/Bu ? Disitulah kita mulai memberikan pelajaran bahasa daerah. Sebenarnya semua tergantung daya tangkap anak, anak yang dapat memahami 7 bahasa sekalipun juga ada. Itupun tidak selalu diajarkan sejak kecil.
Bagaimana menurut anda tentang orang-orang tua yang tidak bisa berbahasa Indonesia? Apa yang seharusnya kita lakukan sebagai orang yang terbilang lebih muda dari mereka?
BalasHapusPertanyaan yang sederhana, dengan jawaban yang rumit. Menurut saya, saya tidak bisa menuntut seseorang untuk bisa berbahasa Indonesia, bahasa daerah, maupun bahasa Inggris. orang Indonesia tidak bisa berbahasa Indonesia? Sebelum kita mengatakan kalau hal itu salah, kita perlu tau dulu mengapa mereka tidak bisa berbahasa Indonesia ? Karena tidak terjangkau dengan pendidikan kah, hanya sekolah sampai Sekolah Dasar kah, atau jarang mempraktekannya karena mereka hanya menggunakan bahasa daerah terlebih orang-orang pedalaman. Jika mereka orang tua kita, dan kita paham dengan bahasa Indonesia, ada baiknya kita sedikit mengkomunikasikannya.
Hapusada hal yang ingin saya tanyakan terkait dengan bahasa yang akan anda ajarkan ketika kelak menjadi orang tua. apakah tetap terjalin sebuah komunikasi jika lingkungan sekitar dan teman sebaya malah tidak mengerti bahasa Indonesia?
BalasHapusTentunya tidak, jika seluruh masyarakat disekitar tidak mengerti bahasa Indonesia. Seperti tanggapan saya kepada Mbak Shifa sebelumnya. Untuk saya, sebenarnya pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa daerah itu fifty-fifty. Tapi ketika ditanya prioritas, maka saya akan menjawab bahasa Indonesia. Dalam hal ini bukan berarti saya hanya mengajarkan bahasa itu saja. Namun, saya juga akan mengajarkan bahasa daerah atau bahasa lain.
HapusMengapa dalam artikel ini prioritasnya bahasa Indonesia ? Ya karena saya mengaitkan bahasa yang ada di lingkungan sekitar saya saat ini dengan perkembangan dimasa mendatang.
dalam kegiatan bermasyarakat, tentunya jelas bahasa daerah menjadi bahasa yang dipakai. misalnya dalam kondisi tersebut anak dari penulis diminta menggantikan orang tua karena orang tua si anak lagi sibuk, maka secara langsung anak akan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar yang mengunakan bahasa daerah. apabila si anak tidak bisa menggunakan bahasa daerah yang sesuai penggunaannya apakah tidak membuat anak kapok untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar?
BalasHapusDalam artikel ini saya mengatakan bahwa prioritas dalam artian bahasa yang paling utama untuk diajarkan pada anak adalah bahasa Indonesia, namun bukan berarti saya sebagai orang tua tidak mengajarkan bahasa-bahasa lainnya. Saya pasti akan mengajarkan bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekitar, dengan presentase 40% bahasa Indonesia, 35% bahasa daerah, dan 20% bahasa Inggris dan sisanya bahasa asing lainnya mungkin. Jadi tidak ada arti 'kapok' untuk perkembangan sosialisasinya.
HapusBagaimana pendapat anda jika masih ada anak yang menggunakan bahasa yang kurang sopan atau disamakan dengan ia berbicara dengan temannya?
BalasHapus